Secara umum
terdapat empat strategi yang diadaptasi oleh perusahaan multinasional untuk
mengatasi permasalahan permasalahan dalam mengembangkan sistem informasi
multinasional, difusi, adaptasi, koordinasi dan lokalisasi.
Difusi
Biasanya pendekatan utamanya
adalah untuk mendifusikan (menyebarkan) sistem infromasi berdasarkan pusat,
secara cepat atau istlahnya aplikasi “terbaik dalam perusahaan” kepada kantor-
kantor cabang. Di bawah pendekatan ini, kesesuaian dan integrasi antara sistem
pada kantor- kantor cabang yang berbeda dapat dengan mudah dicapai untuk semua
sistem dalam perusahaan
Adaptasi
Pendekatan kedua berkaitan
dengan transfer sebagian sistem informasi kantor pusat ke kantor- kantor cabang
melalui transfer aktif pengetahuan dan keahlian. Fokus utama di sini adalah
mengadaptasi keadaan bisnis lokal seperti persyaratan hukum- hukum dan pajak
yang berbedan, dan mendifusikan secara cepat pengetahuan dan keahlian kantor
cabang dalam sistem informasi.
Koordinasi
Strategi pengembangan ketiga
dikenal dengan koordinasi, di mana kelompok pengembangan sistem multinasional
dibentuk. Melalui jenis strategi ini, proses pengembangan didesentralisasi, walaupun
standarisasi di antara kantor- kantor cabang dapat dicapai melalui efek
ketergantungan sumber daya antara kantor pusat dan kantor- kantor cabang
(Pfeffer dan Salancik, 1978).
Lokalisasi
Strategi keempat berkaitan
dengan inisiatif sistem independen dan pengembangan oleh setiap kantor- kantor
cabang. Strategi ini berhubungan dengan tingkat multinasional dalam kerangka
Bartlett dan Ghosal (1989), dimana perusahaan menyerahkan kekuasaan beroperasi
dan kebebasan strategis kepada kantor- kantor cabang asing, dan koordinasi dan
integrasi tidak ditekankan.